Pada
dasarnya setiap anak berpotensi mengalami problema dalam belajar, hanya saja
problema tersebut ada yang ringan dan tidak memerlukan perhatian khusus dari
orang lain karena dapat diatasi sendiri oleh anak yang bersangkutan dan ada
juga yang problem belajarnya cukup berat sehingga perlu mendapatkan perhatian
dan bantuan dari orang lain. Anak luar biasa atau disebut sebagai anak
berkebutuhan khusus memang tidak selalu mengalami problem dalam belajar. Namun,
ketika mereka diinteraksikan bersama-sama dengan anak- anak sebaya lainnya
dalam sistem pendidikan regular, ada hal-hal tertentu yang harus mendapatkan
perhatian khusus dari guru dan sekolah untuk mendapatkan hasil belajar yang
optimal.
Anak berkebutuhan khusus adalah anak
dengan karakteristik khusus yang berbeda dengan anak pada umumnya tanpa selalu
menunjukan pada ketidakmampuan mental, emosi atau fisik. Anak dengan kebutuhan
khusus adalah anak yang secara signifikan mengalami kelainan/ penyimpangan
(fisik, mental-intelektual, sosial, dan emosional) dalam proses
pertumbuhkembangannya dibandingkan dengan anak-anak lain yang seusia sehingga
memerlukan pelayanan pendidikan khusus.
Beberapa
jenis dan
karakteristik anak berkebutuhan khusus :
Tunagrahita
(Mental retardation)
Adapun
cara mengidentifikasi seorang anak termasuk tunagrahita yaitu melalui beberapa
indikasi sebagai berikut :
- Penampilan fisik tidak
seimbang, misalnya kepala terlalu kecil/besar.
- Tidak dapat mengurus diri
sendiri sesuai usia.
- Perkembangan bicara/bahasa
terlambat.
- Tidak ada/kurang sekali
perhatiannya terhadap lingkungan (pandangan kosong).
- Koordinasi gerakan kurang (gerakan
sering tidak terkendali).
- Sering keluar ludah (cairan)
dari mulut.
Tunalaras (Emotional or behavioral
disorder)
Tunalaras
adalah individu yang mengalami hambatan dalam mengendalikan emosi dan kontrol
sosial. individu tunalaras biasanya menunjukan prilaku menyimpang yang tidak
sesuai dengan norma dan aturan yang berlaku disekitarnya. Tunalaras dapat
disebabkan karena faktor internal dan faktor eksternal yaitu pengaruh dari
lingkungan sekitar.
Anak
yang mengalami gangguan emosi dan perilaku juga bisa diidentifikasi melalui
indikasi berikut:
- Bersikap membangkang.
- Mudah terangsang emosinya.
- Sering melakukan tindakan
aggresif.
- Sering bertindak melanggar
norma sosial / norma susila / hukum.
Tunarungu Wicara (Communication
disorder and deafness)
Tunarungu
adalah individu yang memiliki hambatan dalam pendengaran baik permanen maupun
tidak permanen. Berikut identifikasi anak yang mengalami gangguan pendengaran :
- Tidak mampu mendengar.
- Terlambat perkembangan bahasa.
- Sering menggunakan isyarat
dalam berkomunikasi.
- Kurang/tidak tanggap bila
diajak bicara.
- Ucapan kata tidak jelas.
- Kualitas suara aneh/monoton.
- Sering memiringkan kepala dalam
usaha mendengar.
- Banyak perhatian terhadap
getaran.
- Keluar nanah dari kedua telinga.
- Terdapat kelainan organis
teling.
Karena memiliki hambatan dalam
pendengaran individu tunarungu memiliki hambatan dalam berbicara sehingga
mereka biasa disebut tunawicara. Cara berkomunikasi dengan individu
menggunakan bahasa
isyarat, untuk abjad jari telah dipatenkan secara internasional
sedangkan untuk isyarat bahasa berbeda-beda di setiap negara. saat ini
dibeberapa sekolah sedang dikembangkan komunikasi total
yaitu cara berkomunikasi dengan melibatkan bahasa verbal, bahasa isyarat dan
bahasa tubuh. Individu tunarungu cenderung kesulitan dalam memahami konsep dari
sesuatu yang abstrak.
Tunanetra (Partially seing and
legally blind)
Tunanetra
adalah individu yang memiliki hambatan dalam penglihatan. tunanetra dapat
diklasifikasikan kedalam dua golongan yaitu: buta total (Blind) dan
low vision. Berikut
identifikasi anak yang mengalami gangguan penglihatan :
- Tidak mampu melihat.
- Tidak mampu mengenali orang
pada jarak 6 meter.
- Kerusakan nyata pada kedua bola
mata.
- Sering meraba-raba/tersandung
waktu berjalan.
- Mengalami kesulitan mengambil
benda kecil di dekatnya.
- Bagian bola mata yang hitam
berwarna keruh/besisik/kering.
- Mata bergoyang terus
Tunadaksa (physical disability)
Tunadaksa
adalah individu yang memiliki gangguan gerak yang disebabkan oleh kelainan neuro-muskular dan
struktur tulang yang bersifat bawaan, sakit atau akibat kecelakaan, termasuk celebral palsy, amputasi, polio, dan lumpuh.
Tingkat gangguan pada tunadaksa adalah ringan yaitu memiliki keterbatasan dalam
melakukan aktivitas fisik
tetap masih dapat ditingkatkan melalui terapi, sedang yaitu memilki
keterbatasan motorik dan mengalami gangguan koordinasi sensorik, berat yaitu
memiliki keterbatasan total dalam gerakan fisik dan tidak mampu mengontrol
gerakan fisik.
Berikut
identifikasi anak yang mengalami kelainan anggota tubuh tubuh/gerak tubuh :
- Anggota gerak tubuh
kaku/lemah/lumpuh.
- Kesulitan dalam gerakan (tidak
sempurna, tidak lentur / tidak terkendali).
- Terdapat bagian anggota gerak
yang tidak lengkap / tidak sempurna / lebih kecil dari biasa.
- Terdapat cacat pada alat gerak.
- Jari tangan kaku dan tidak
dapat menggenggam.
- Kesulitan pada saat berdiri / berjalan
/ duduk, dan menunjukkan sikap tubuh tidak normal.
- Hiperaktif /tidak dapat tenang.
Tunaganda (Multiple handicapped)
Menurut
Johnston & Magrab, tunaganda adalah mereka yang mempunyai kelainan
perkembangan mencakup kelompok yang mempunyai hambatan-hambatan perkembangan
neurologis yang disebabkan oleh satu atau dua kombinasi kelainan dalam
kemampuan seperti intelegensi, gerak, bahasa, atau hubungan pribadi di
masyarakat.
Walker
(1975) berpendapat mengenai tunaganda sebagai berikut:
- Seseorang dengan dua hambatan
yang masing-masing memerlukan layanan-layanan pendidikan khusus.
- Seseorang dengan
hambatan-hambatan ganda yang memerlukan layanan teknologi.
- Seseorang dengan
hambatan-hambatan yang memerlukan modifikasi khusus.
Kesulitan Belajar (Learning disabilities)
Anak
dengan kesulitan belajar adalah individu yang memiliki gangguan pada satu atau
lebih kemampuan dasar psikologis yang mencakup pemahaman dan penggunaan bahasa,
berbicara dan menulis yang dapat memengaruhi kemampuan berfikir, membaca, berhitung, berbicara yang
disebabkan karena gangguan persepsi, brain injury, disfungsi minimal otak,
dislexia, dan afasia perkembangan.
individu kesulitan belajar memiliki IQ rata-rata atau diatas rata-rata,
mengalami gangguan motorik persepsi-motorik, gangguan koordinasi gerak,
gangguan orientasi arah dan ruang dan keterlambatan perkembangan konsep.
Berikut
adalah karakteristik anak yang mengalami kesulitan belajar dalam membaca,
menulis, dan berhitung :
a.
Anak
yang mengalami kesulitan membaca (disleksia)
- Perkembangan kemampuan membaca
terlambat.
- Kemampuan memahami isi bacaan
rendah.
- Kalau membaca sering banyak
kesalahan.
b.
Anak yang mengalami kesulitan menulis (disgrafia)
- Kalau menyalin tulisan sering
terlambat selesai.
- Sering salah menulis huruf b
dengan p, p dengan q, v dengan u, 2 dengan 5, 6 dengan 9, dan sebagainya.
- Hasil tulisannya jelek dan
tidak terbaca.
- Tulisannya banyak
salah/terbalik/huruf hilang.
- Sulit menulis dengan lurus pada
kertas tak bergaris.
c.
Anak yang mengalami kesulitan berhitung (diskalkula)
- Sulit membedakan tanda-tanda:
+, -, x, :, >, <, =
- Sulit mengoperasikan
hitungan/bilangan.
- Sering salah membilang dengan
urut.
- Sering salah membedakan angka 9
dengan 6; 17 dengan 71, 2 dengan 5, 3 dengan 8, dan sebagainya.
- Sulit membedakan bangun-bangun
geometri.
Anak Berbakat (Giftedness and special talents)
Menurut
Milgram, R.M (1991:10), anak berbakat adalah mereka yang mempunyai skor IQ 140
atau lebih diukur dengan instrument Stanford Binet (Terman, 1925), mempunyai
kreativitas tinggi (Guilford, 1956), kemampuan memimpin dan kemampuan dalam seni
drama, seni tari dan seni rupa (Marlan, 1972).
Anak
berbakat mempunyai empat kategori sebagai berikut :
- Mempunyai kemampuan intelektual
atau intelegensi yang menyeluruh, mengacu pada kemampuan berpikir secara
abstrak dan mampu memecahkan masalah secara sistematis dan masuk akal.
- Kemampuan intelektual khusus,
mengacu pada kemampuan yang berbeda dalam matematika, bahasa asing, music,
atau ilmu pengetahuan alam.
- Berpikir kreatif atau berpikir
murni menyeluruh. Pada umumnya mampu berpikir untuk menyelesaikan masalah
yang tidak umum dan memerlukan pemikiran tinggi.
- Mempunyai bakat kreatif khusus,
bersifat orisinil dan berbeda dengan yang lain.