Anggota Kelompok :
Fonds Novel (11-105)
Topik : Peran
Teknologi sebagai Media Belajar pada Siswa SMA
Judul : Gambaran Peran Smartphone dalam Dunia Belajar Siswa SMA Sutomo I
I. PERENCANAAN
A. Pendahuluan
Sekarang ini, ilmu
pengetahuan dan teknologi sudah sangat berkembang dalam berbagai hal, baik
untuk bisnis, pendidikan, pergaulan, dan sebagainya. Hal ini berkaitan dengan
semakin majunya pengetahuan umat manusia. Menyadari pentingnya hal tersebut,
topik yang akan diangkat dalam penelitian kali ini adalah “Peran teknologi
sebagai media belajar pada siswa SMA”.
Adapun topik
tersebut dipilih karena peran teknologi tidak terlepas dari dunia pendidikan
sekarang ini. Dari tahun ke tahun, dunia pendidikan semakin dimodifikasi
berhubungan dengan kemajuan teknologi. Contohnya saja pada tahun 90-an,
anak-anak maupun orang dewasa belum semuanya menggunakan telepon genggam. Pada
tahun 2000-an telepon genggam sudah mulai banyak dipergunakan secara umum dan telepon
genggam itu sendiri juga sudah muncul berbagai jenis. Semakin bertambahnya
waktu, telepon genggam juga semakin canggih. Sekarang ini, sudah muncul
berbagai jenis telepon genggam seperti smartphone,
android, dsb. Hal tersebut juga
menyebabkan anak-anak zaman sekarang sudah tidak asing lagi untuk
menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari.
B. Landasan Teori
1. Smartphone
Telepon pintar (smartphone) adalah telepon genggam yang mempunyai kemampuan tingkat
tinggi, dan kadang-kadang dengan fungsi yang menyerupai komputer. Secara umum, smartphone
adalah sebuah ponsel multifungsi yang menggabungkan beberapa fungsi dari sebuah
PDA, seperti personal scheduler,
kalender dan phonebook. Sebuah smartphone dilengkapi dengan
kemampuannya untuk mengakses internet, cek e-mail,
memainkan online game sampai menulis
dan mengedit dokumen spreadsheet
seperti file Microsoft Word dan Excel layaknya sebuah komputer mini. Oleh
karena itu, seperti halnya pada komputer, Anda juga dimungkinkan untuk membuat
sebuah aplikasi yang selanjutnya dapat dijalankan pada smartphone.
Berikut adalah ciri-ciri smartphone :
- Sistem Operasi
Ini merupan ciri yang paling utama dari sebuah smartphone. Ponsel bisa
disebut smartphone kalau didalamnya
sudah dibenamkan sebuah sistem operasi. Contoh dari sistem operasi Android, Symbian, Windows Mobile, dll.
- Perangkat Keras
Setiap smartphone
harus memiliki dukungan perangkat keras yang mampu menjalankan sistem operasi
yang telah dibenamkan di dalamnya. Perangkatnya sama dengan sebuah PC hanya saja dalam ukuran yang kecil.
- Pengolah Pesan
Satu lagi hal yang didapat dalam smartphone yaitu pengolah pesan yang lebih dari ponsel biasanya. Smartphone memiliki keunggulan dalam
mengolah pesan yaitu berupa pesan elekronik (e-mail).
- Mengakses Internet / Web
Kemampuan lain yang dimiliki oleh sebuah smartphone adalah bisa digunakan
mengakses web / internet dan konten yang disajikan di browser-nya, sudah hampir mendekati seperti layaknya kita mengakses
web lewat komputer.
- Aplikasi
- Keyboard QWERTY
Ini adalah yang membuat tampilan smartphone terlihat begitu berbeda, dia memiliki keyboard qwerty.
Walau saat ini sudah banyak ponsel biasa yang mengusung keyboard semacam ini.
Namun keyboard qwerty pertama kali diadopsi oleh smartphone.
- Office
Fungsi-fungsi smartphone meliputi :
1. Menggantikan komputer
·
Viewer
·
Editing
·
Office
·
Email
·
Internet
2.
Menelepon
3.
Mengirim pesan pendek (SMS)
2. Siswa
a. Pendekatan sosial
Siswa adalah anggota masyarakat yang sedang disiapkan untuk
menjadi anggota masyarakat yang lebih baik. Sebagai anggota masyarakat, dia
berada dalam lingkungan keluarga, masyarakat sekitarnya, dan masyarakat yang
lebih luas. Siswa perlu disiapkan agar pada waktunya mampu melaksanakan
perannya dalam dunia kerja dan dapat menyesuaikan diri dari masyarakat.
Kehidupan bermasyarakat itu dimulai dari lingkungan keluarga dan dilanjutkan di
dalam lingkungan masyarakat sekolah. Dalam konteks inilah, siswa melakukan
interaksi dengan rekan sesamanya, guru-guru, dan masyarakat yang berhubungan
dengan sekolah. Dalam situasi inilah nilai-nilai sosial yang terbaik dapat
ditanamkan secara bertahap melalui proses pembelajaran dan pengalaman langsung.
b. Pendekatan Psikologis
Siswa adalah suatu organisme yang sedang tumbuh dan
berkembang. Siswa memiliki berbagai potensi manusiawi, seperti bakat, minat,
kebutuhan, sosial-emosional-personal, dan kemampuan jasmaniah. Potensi-potensi
itu perlu dikembangkan melalui proses pendidikan dan pembelajaran di sekolah,
sehingga terjadi perkembangan secara menyeluruh menjadi manusia seutuhnya.
Perkembangan menggambarkan perubahan kualitas dan abilitas dalam diri
seseorang, yakni adanya perubahan dalam struktur, kapasitas, fungsi, dan
efisiensi. Perkembangan itu bersifat keseluruhan, misalnya perkembangan
intelegensi, sosial, emosional, spiritual, yang saling berhubungan.
c. Pendekatan edukatif / paedagogis
Pendekatan pendidikan menempatkan siswa sebagai unsur
penting, yang memiliki hak dan kewajiban dalam rangka sistem pendidikan
menyeluruh dan terpadu.
Dalam penelitian ini
peneliti memilih siswa/i kelas SMA 1 dengan jangkauan umur 14-16 tahun dimana
siswa/i yang bersangkutan sedang berada pada tahap masa remaja. Peneliti
memilih subjek tersebut karena memandang bahwa masa tersebut merupakan masa
dimana permulaan menggunakannya smartphone
dengan optimal dan untuk anak yang berada di bawah umur tersebut dianggap belum
mahir dalam menggunakan smartphone.
Menurut
J.J. Piaget, remaja berada pada tahap operasi formal, yaitu tahap berpikir yang
dicirikan dengan kemampuan berpikir secara hipotetis, logis, abstrak, dan
ilmiah. Pada usia remaja, operasi-operasi berpikir tidak lagi terbatas pada
obyek-obyek konkrit seperti usia sebelumnya, tetapi dapat pula dilakukan pada proposisi verbal
(yang bersifat abstrak) dan kondisi hipotetik (yang bersifat abstrak dan
logis).
Dibandingkan
anak-anak, remaja memiliki kemampuan lebih baik dalam berpikir hipotetis dan
logis. Remaja juga lebih mampu memikirkan beberapa hal sekaligus – bukan hanya satu
– dalam satu saat dan konsep-konsep abstrak (Keating, dalam Carlson,
dkk.,1999). Menurut Nettle (2001), remaja juga dapat berfikir tentang proses
berpikirnya sendiri, serta dapat memikirkan hal-hal yang tidak nyata –
sebagaimana hal-hal yang nyata – untuk menyusun hipotesa atau dugaan.
Dengan demikian,
peneliti memutuskan untuk memilih remaja (siswa kelas X Sutomo I) sebagai
subjek penelitian.
C. Alat dan Bahan
1. Kuesioner
sebagai alat ukur tes
2. Printer untuk mencetak kuesioner
2. Printer untuk mencetak kuesioner
3. Kamera
untuk dokumentasi
D. Analisis Data
Kuesioner sebagai
alat ukur yang terdiri atas 30 item dibagikan dan diisi oleh dua kelas yang
berbeda, yakni kelas X-1 dan X-21. Hasil data yang diambil bertujuan untuk
melihat apakah fungsi-fungsi yang terdapat di dalam smartphone berguna bagi kedua kelas tersebut dalam dunia belajar
mereka. Maka, kuesioner kemudian dikategorisasikan dalam golongan berperan,
netral, dan tidak berperan. Skor tertinggi yang dapat dihasilkan yakni sebesar
30. Kemudian skor dibagi menjadi tiga bagian, yaitu kuartil atas, median, dan
kuartil bawah. Data diolah dengan statistik deskriptif menggunakan tendency central berupa modus. Berikut adalah
pembagian interval skor yang merepresentasikan masing-masing kategorisasi :
- Apabila skor yang paling banyak didapat menunjukkan rentang 0 hingga 7,5 (kuartil bawah), maka kesimpulannya adalah smartphone tidak berperan dalam dunia belajar mereka.
- Apabila skor yang paling banyak didapat menunjukkan rentang 7,5hingga 22,5 (median), maka kesimpulannya smartphone termasuk ke dalam kategorisasi netral dalam dunia belajar mereka.
- Apabila skor yang paling banyak didapat menunjukkan rentang 22,5hingga 30 (kuartil atas), maka kesimpulannya adalah smartphone berperan dalam dunia belajar mereka.
E. Objek atau Subjek
Data yang diambil dari sekolah SMA Sutomo 1 Medan dengan subjek penelitian adalah
murid SMA 1 Sutomo I. Populasi murid SMA kelas X di sekolah Sutomo 1 berjumlah sekitar 1056 orang, dan melihat
keterbatasan waktu penelitian, sampel yang dipilih berjumlah 40 orang yang diambil dari dua kelas dan dianggap mewakili populasi, yakni dari kelas X-1 dan X-21.
F. Jadwal Pelaksanaan
26 April 2012 : Penentuan topik dan judul
28 April 2012 : Menentukan asumsi teori yang dipilih
30 April 2012 : Menyusun pendahuluan dan landasan teori
1 Mei 2012 : Menyusun kuesioner serta alat dan
bahan
2 Mei 2012 : Menanyakan ketersediaan SMA Sutomo I untuk diteliti
3 Mei 2012 : Meminta surat izin fakultas
7 Mei 2012 : Mendapat izin dari SMA Sutomo 1 dan
menentukan hari yang dipilih untuk melakukan penelitian
14 Mei 2012 : Melakukan penelitian ke SMA Sutomo I
dengan menyerahkan 40 kuesioner kepada kepala SMA Sutomo I untuk diisi oleh
siswa
18 Mei 2012 : Mengambil kuesioner yang telah diisi,
memberikan reward, dan dokumentasi
27 Mei 2012 : Menganalisis data
G. Kalkulasi Biaya
Biaya print kuesioner
: Rp 800,00
Biaya fotokopi
kuesioner : Rp 24.000,00
Biaya transportasi :
Rp 20.000,00
Biaya reward : Rp 17.000,00
Total Biaya : Rp 61.800,00
II. PELAKSANAAN
Pada pelaksanaan
penelitian ini, kelompok berkumpul di lokasi tujuan penelitian, yaitu sekolah
SMA SUTOMO I, Jl. Letkol Martinus Lubis
No.7 Medan, yang berlangsung pada 14 Mei 2012, pukul 09.00 WIB. Sebelum memasuki gerbang sekolah, kelompok memeriksa terlebih dahulu barang-barang yang telah dipersiapkan
untuk melakukan penelitian, berupa kuesioner, reward dan kamera. Setelah semuanya lengkap,
kelompok memasuki gerbang sekolah
dan meminta izin masuk dari satpam untuk bertemu kepala sekolah. Sesampainya di
kantor kepala sekolah, kelompok menjelaskan mengenai tujuan penelitian dengan
detail kepada kepala sekolah.
Berhubung karena peraturan
SMA SUTOMO I tidak mengizinkan tamu untuk berkunjung ke kelas-kelas, maka
kepala sekolah kemudian menyuruh salah satu pegawai untuk membantu kelompok
dalam membagikan kuesioner. Kelompok kemudian menjelaskan cara pengisian
kuesioner secara detail kepada pegawai tersebut. Berhubung pengisian kuesioner
tidak dapat langsung diisi pada saat itu karena dianggap dapat mengganggu
proses belajar, maka kepala sekolah SMA SUTOMO 1 Medan meminta kelompok untuk
kembali lagi pada tanggal 18 Mei 2012 untuk mengambil kuesioner, membagikan reward dan dokumentasi dengan beberapa
responden. Pada tanggal 27 Mei 2012, kelompok baru menganalisis data karena
seluruh anggota kelompok baru dapat berkumpul dan mengerjakannya bersama-sama.
III. PELAPORAN DAN EVALUASI
A. Laporan
Dari data yang
diperoleh dari 40 sampel , didapatkan :
- 16 siswa/i menyatakan bahwa smartphone turut berperan (berguna) dalam dunia belajar mereka.
- 24 siswa/i menyatakan bahwa smartphone bersifat netral dalam dunia belajar mereka.
- Tidak ada satu orang pun yang menyatakan bahwa smartphone tidak berperan dalam dunia belajar mereka.
Dari data-data yang
diperoleh tersebut,dapat ditarik kesimpulan bahwa sebagian besar sampel (26
murid SMA kelas X Sutomo I) menyatakan bahwa smartphone bersifat netral dalam dunia belajar mereka.
Sifat netral disini
dapat diartikan bahwa subjek merasa smartphone
bermanfaat dalam dunia belajar mereka, seperti fungsi smartphone yang telah disebutkan pada landasan teori, yakni smartphone mempermudah subjek dalam
mencari informasi-informasi dan juga pengetahuan-pengetahuan baru yang up-to-date, smartphone menyediakan aplikasi notes yang dapat berguna sebagai
reminder mereka, aplikasi kamus yang dapat digunakan kapan saja, dan subjek
juga bisa menggunakan aplikasi pengolah data office yang terdapat di dalam smartphone
untuk menulis atau mengedit tugas mereka.
Namun, disamping
manfaat-manfaat positif yang telah disebutkan, smartphone juga memiliki dampak negatif dalam dunia belajar subjek.
Contohnya seperti, subjek tidak jarang menggunakan smartphone untuk hal yang tidak berhubungan dengan pelajaran ketika
kelas sedang berlangsung. Hampir setengah dari jumlah subjek yang ada juga mengaku
sering mendengarkan lagu ketika kelas sedang berlangsung. Dan lebih dari
setengah subjek yang ada menyatakan bahwa apabila ketika mereka tidak bersama smartphone, mereka merasa kesulitan dan
tidak dapat belajar dengan baik. Akibatnya, subjek menjadi sangat bergantung
kepada smartphone. Kesimpulan ini
ditarik berdasarkan modus yang didapatkan dari data-data tersebut.
Poster
B. Evaluasi
Awalnya kelompok
merencanakan akan memulai pengerjaan proyek mini ini sebelum UTS. Namun,
berhubung banyaknya tugas dan persiapan UTS, kelompok menunda pengerjaan proyek
mini terus-menerus. Lalu, sehari setelah UTS, kelompok segera berdiskusi untuk
menentukan topik dan judul proyek mini agar tidak semakin terbengkalai lagi.
Biaya yang diprediksi awalnya adalah sekitar Rp 50.000,- ternyata setelah
pelaksanaannya, biaya mencapai Rp 61.800,-. Secara garis besar, pengerjaan
proyek mini ini berjalan dengan lancar meskipun menemui banyak kendala.
Testimoni Kelompok :
Waktu yang diberikan
untuk pengerjaan proyek mini ini sebenarnya sudah lebih dari cukup. Namun,
kesalahan kelompok adalah menunda pengerjaan terus menerus sehingga terburu-buru
dalam mengerjakan proyek mini ini. Semua kendala yang kelompok hadapi memberi
pelajaran kepada kelompok agar tidak menunda pekerjaan lagi. Dengan adanya
proyek mini ini, kelompok pun mendapat pengalaman yang berharga dan berguna ke
depannya.
- Gustrispa Naomi Sirait (11-035)
Mengambil peran
sebagai anggota kelompok dalam menjalankan suatu survey ini langsung ke
lapangan adalah kali pertama saya lakukan. Saya sangat tertarik dengan segala
pengerjaan proyek mini ini. Sebenarnya untuk menyelesaikan proyek ini tidak
mudah, dibutuhkan kesungguhan dan kekompakan kelompok dalam setiap detail dan
pengerjaannya. Berhubung anggota kelompok saya sangat bisa diandalkan, saya
tidak merasa terbebani dengan proyek ini. Belum lagi begitu banyak manfaat yang
saya dapatkan dari pengerjaan proyek mini.
- Fera ( 11-037 )
Ini merupakan
pertama kalinya saya melakukan survey secara langsung. Saya belajar banyak hal
selama pengerjaan proyek mini ini, misalnya mulai dari bagaimana kerjasama
kelompok untuk menentukan perencanaan, prosedur melakukan survey ke tempat
lain, bagaimana membuat suatu kuesioner, dan semacamnya. Saya yakin proyek mini
ini akan sangat bermanfaat bagi saya dan teman – teman lainnya sebagai bekal
apabila ingin melakukan penelitian kelak.
- Chindy ( 11-097 )
Membuat survey (
yang merupakan pertama kalinya bagi saya ) sangatlah tidak mudah, mulai dari
perencanaan, pembuatan kuesioner hingga analisis data. Tetapi dengan
dilakukannya survey secara langsung ini, menambah wawasan saya dalam melakukan
survey dan di sisi lain mengakrabkan kelompok karena sering berdiskusi dan
bekerja sama untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Walaupun untuk mendapat
hasil akhir tidaklah mudah.
- Fonds Novel ( 11-105 )
Membuat suatu
penelitian itu tidaklah segampang yang dibayangkan. Sangat diperlukan usaha
yang maksimal dalam menyelesaikan penelitian tersebut. Namun, hal ini telah
menjadi pengalaman yang sangat berharga dan sesuatu yang menyenangkan bagi saya.
Dari yang pada awalnya tidak mengerti apa-apa, hingga sekarang akhirnya mampu
menyelesaikannya.
Dokumentasi :
Referensi :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar