Andragogi berasal dari bahasa Yunani kuno "aner" dengan
akar kata andr, yang
berarti orang dewasa, dan agogus yang mempunyai arti membimbing atau
membina.
Andragogi secara harfiah dapat diartikan sebagai ilmu dan seni
mengajar orang dewasa. Andragogi dapat juga diartikan sebagai proses
untuk melibatkan peserta didik dewasa ke dalam suatu struktur pengalaman
belajar. Namun, karena orang dewasa sebagai individu yang sudah mandiri
dan mampu mengarahkan dirinya sendiri, maka hal yang terpenting dalam proses
interaksi belajar andragogi adalah kegiatan belajar mandiri yang bertumpu
kepada warga belajar itu sendiri dan bukan merupakan kegiatan seorang guru
mengajarkan sesuatu.
Dalam andragogi, mendidik bukan berarti
menggurui, bukan mengisi mereka dengan pengetahuan tapi sebagai bentuk
kerjasama saling meningkatkan pengetahuan, dan menempatkan orang dewasa sebagai
subjek bukan objek.
Semula cara mendidik orang dewasa disamakan
dengan cara mendidik anak-anak di bangku pendidikan formal (pedagogi). Akan
tetapi, terdapat perbedaan penting antara orang dewasa dan anak-anak, sehingga
andragodi terpisah menjadi ilmu sendiri.
Dalam andragogi,
peranan guru, pengajar atau pembimbing yang sering disebut dengan fasilitator
adalah mempersiapkan perangkat atau prosedur untuk mendorong dan melibatkan
secara aktif seluruh warga belajar, yang kemudian dikenal dengan pendekatan
partisipatif, dalam proses belajar yang melibatkan elemen-elemen:
- Menciptakan iklim dan suasana yang mendukung proses belajar mandiri
- Menciptakan mekanisme dan prosedur untuk perencanaan bersama dan partisipatif
- Diagnosis kebutuhan-kebutuhan belajar yang spesifik
- Merumuskan tujuan-tujuan program yang memenuhi kebutuhan-kebutuhan belajar
- Merencanakan pola pengalaman belajar
- Melakukan dan menggunakan pengalaman belajar ini dengan metoda dan teknik yang memadai
- Mengevaluasi hasil belajar dan mendiagnosis kembali kebutuhan-kebutuhan belajar
Empat asumsi pokok dalam konsep andragogi (Malcolm Knowles,1970),
diantaranya sebagai berikut :
1. Perubahan
dalam konsep diri (self concept)
Seseorang
tumbuh dan matang konsep dirinya bergerak dari ketergantungan total menuju ke
pengarahan diri alias mandiri.
2. Peranan
pengalaman
Individu
tumbuh matang dan mengumpulkan banyak pengalaman, dalam hal ini menyebabkan
dirinya menjadi sumber belajar yang kaya dan pada waktu yang sama memberikan
dasar yang luas untuk belajar sesuatu yang baru.
3. Kesiapan
belajar
Setiap
individu menjadi matang maka belajar kurang ditentukan oleh paksaan akademik
dan perkembangan biologiknya, tetapi lebih ditentukan oleh tuntutan tugas
perkembangan untuk peranan sosialnya.
4. Orientasi
belajar
Orang
dewasa berkecenderungan memiliki orientasi belajar yang berpusat pada pemecahan
problem-problem kehidupan (problem centered orientation).
Sumber :
http://edukasi.kompasiana.com/2012/05/02/andragogi-pendidikan-orang-dewasa/
http://www.oocities.org/teknologipembelajaran/andragogi.html
http://kartika71tik.blogspot.com/2011/03/paedagogi-dan-andragogi.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar